Pekalongan-TribunNews86.Id
Pekalongan Sebanyak 3.400 peserta didik kelas VI dari 116 satuan pendidikan tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar Islam (SDI) di bawah naungan Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU Kabupaten Pekalongan mengikuti kegiatan Peragaan Manasik Haji 2025. Acara tersebut berlangsung pada Ahad (28/09/2025) di Kompleks Islamic Center, Jalan Capgawen Kedungwuni, Pekalongan.
Kegiatan ini menjadi agenda tahunan yang digelar Bidang MI/SDI LP Ma’arif NU Kabupaten Pekalongan dengan tujuan memberikan bekal pengalaman praktis tentang pelaksanaan ibadah haji. Ketua Panitia, Syaikhul Bahri, M.Pd., dalam laporannya menyampaikan bahwa peragaan manasik haji dimaksudkan untuk memperkenalkan Rukun Islam, khususnya rukun kelima, kepada para siswa. “Selain mengenalkan prosesi ibadah haji, kegiatan ini juga menanamkan nilai-nilai keislaman serta pengalaman langsung yang tidak sekadar teori,” ungkapnya.
Antusiasme peserta terlihat sejak pagi, ketika ribuan siswa dengan mengenakan pakaian ihram putih sederhana mengikuti tahapan-tahapan manasik, mulai dari Wukuf di Arofah, Mabit di Muzdalifah dan Mina, melempar jumroh, thawaf mengelilingi replika Ka’bah, hingga sa’i antara Shafa dan Marwah. Didampingi guru masing-masing, anak-anak tampak bersemangat menjalani prosesi layaknya jamaah haji sebenarnya.
Ketua LP Ma’arif PCNU Kabupaten Pekalongan, Drs. H. Daenuri, M.Pd.I, dalam sambutannya menegaskan pentingnya keseimbangan antara pembelajaran teori dan praktik. Menurutnya, pendidikan tidak cukup berhenti pada konsep semata, melainkan juga harus memberikan pengalaman riil yang dapat membentuk kompetensi peserta didik. “Melalui praktik seperti ini, anak-anak tidak hanya memahami secara kognitif, tetapi juga mengalami secara afektif dan psikomotorik. Inilah yang disebut Benjamin S. Bloom sebagai tiga ranah keberhasilan pendidikan,” ujarnya.
Lebih lanjut, H. Daenuri berharap agar para guru dapat memberikan bimbingan serius kepada siswa dalam setiap tahapan pembelajaran, sehingga sekolah dan madrasah Ma’arif mampu tampil unggul, baik di bidang agama maupun ilmu umum. Ia menekankan bahwa pendidikan sejak dini adalah kunci membangun generasi berkualitas. “Maqolah menyebutkan, belajar di waktu kecil seperti melukis di atas batu, sedangkan belajar ketika tua bagaikan melukis di atas air. Usia anak-anak MI/SD adalah golden age, masa yang tepat untuk menanamkan nilai, pengetahuan, dan keterampilan,” katanya.
Menurutnya, guru dan lembaga pendidikan perlu terus berinovasi agar pembelajaran lebih bermakna serta mampu menjawab tantangan zaman. “Kami berharap kegiatan ini tidak sekadar menjadi seremonial, tetapi benar-benar memberi kesan mendalam dan menumbuhkan spiritualitas pada anak-anak,” tambahnya.
Dengan terselenggaranya peragaan manasik haji ini, LP Ma’arif NU Kabupaten Pekalongan menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi Islami yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan, tetapi juga memiliki karakter kuat, spiritualitas mendalam, dan kesiapan menghadapi masa depan.
(hts)