Pemalang-TribunNews86.id
Di tengah dinamika pembangunan desa, Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang digagas oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos KBPP) Kabupaten Pemalang, menjelma menjadi fondasi pemberdayaan ekonomi yang tidak sekadar menyentuh aspek bantuan, tetapi itu, menjadi gerakan edukatif, inovatif, dan transformatif.
Dalam wawancara dengan awak media, di kantor Dinsos KBPP pada Senin, 23 Juni 2025, pukul 14.15 WIB. Kabid PPPA Triyatno Yuliharso, S.IP., M.P., menyampaikan bahwa konsep KUBE dibangun dengan semangat penguatan kapasitas masyarakat dari akar desa, melalui pelatihan praktis, inovasi lokal, dan pemasaran strategis.
“KUBE bukan hanya tentang dana. Ini soal pendampingan menyeluruh. Kami ingin masyarakat mampu mandiri, memanfaatkan potensi lokal, dan menjadikan sampah sebagai sumber nilai ekonomi baru,” ujar Triyatno.
Sebagai contoh nyata, Triyatno Yuliharso, menyebut kiprah Siti Rohamah, seorang penyuluh pertanian di Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, yang memanfaatkan limbah kulit nanas pasar untuk dijadikan pupuk organik cair dan padat bernama Tennas. Gagasan itu kemudian dikembangkan melalui pelatihan kelompok tani dan menjadi praktik nyata pemberdayaan lingkungan berbasis ekonomi.
“Tennas bukan sekadar produk. Itu hasil dari kepedulian dan pelatihan yang konsisten. Sekarang, Belik dikenal sebagai pelopor pupuk organik dari limbah buah,” jelasnya.
Kabid Triyatno Yuliharso, memaparkan bahwa hingga kini, sebanyak 79 kelompok KUBE telah terbentuk di Pemalang, masing-masing beranggotakan 10 orang dan menerima modal usaha Rp 20 juta. Namun lebih penting dari angka itu, menurutnya, adalah pembinaan yang menyeluruh, mulai dari produksi, pengemasan, hingga distribusi.
“Kami tidak hanya memberi alat, tetapi juga mengajarkan cara mengelola usaha secara utuh. Dari bahan baku lokal menjadi produk siap jual. Dari ide menjadi penghasilan berkelanjutan,” lanjutnya.
KUBE juga tidak berjalan sendiri. Dinas teknis lintas sektor dilibatkan agar hasilnya maksimal.
“Kami libatkan Dinas Pertanian, Peternakan, dan Disperindag untuk legalitas seperti IPRT, sertifikasi halal, dan akses pasar. Bahkan pemasaran digital pun kami fasilitasi,” terang Kabid Triyatno Yuliharso PPPA Dinsos KBPP.
*Dalam semangat keterbukaan dan perluasan informasi, Triyatno Yuliharso, juga mengajak masyarakat untuk mengakses materi lengkap KUBE melalui kanal YouTube resmi Podcast Puspaga Corner, yang dikelola langsung oleh Dinsos KBPP Kabupaten Pemalang.*
“Kami ingin inovasi seperti Tennas tidak berhenti di Belik. Kami ingin desa-desa lain menemukan produk khasnya. Ketika potensi lokal dikembangkan, maka desa akan berdiri di atas kaki sendiri,” tutupnya.
KUBE telah menjadi lebih dari sekadar program, adalah bukti bahwa dari pelatihan lahir keterampilan, dan dari keterampilan tumbuh kemandirian. Ketika masyarakat desa diberi ruang untuk berkarya, maka kesejahteraan bukan sekadar wacana, melainkan kenyataan yang tumbuh dari tanah sendiri.
JURNALIS:Nurhayadi(Nur Bulus)