Tribunnews86.id, Bangka Selatan – Masyarakat setempat melaporkan kondisi kawasan hutan Sungai Nyirih, Bangka Selatan, yang semakin gundul akibat perambahan hutan secara masif dalam beberapa tahun terakhir. Kerusakan ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai kinerja Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Bangka Selatan, yang diduga melakukan pembiaran terhadap aktivitas ilegal tersebut.
Kawasan hutan Sungai Nyirih berfungsi sebagai daerah resapan dan sumber air yang sangat penting bagi masyarakat sekitar. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, luas hutan yang sebelumnya hijau dan rimbun telah berubah menjadi lahan terbuka akibat perambahan liar. Perubahan ini berisiko besar terhadap lingkungan, termasuk meningkatnya potensi banjir, hilangnya fungsi ekosistem, serta terganggunya kehidupan masyarakat yang bergantung pada kelestarian sungai. Selain itu, beberapa spesies flora dan fauna endemik dilaporkan semakin langka atau bahkan menghilang akibat perusakan habitat yang terus berlangsung.
Sejumlah warga mengaku telah berulang kali melaporkan aktivitas perambahan liar ini kepada pihak berwenang, tetapi tidak ada tindakan konkret yang diambil. “Kami sudah berkali-kali menyampaikan keluhan tentang perambahan hutan di sekitar Sungai Nyirih, tapi hingga kini tidak ada tindakan nyata dari pihak yang bertanggung jawab,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Indikasi adanya jual beli kawasan hutan atau tanah negara oleh oknum-oknum tertentu semakin memperburuk situasi. Praktik ini tidak hanya merugikan lingkungan, tetapi juga mengancam hak masyarakat atas kelestarian sumber daya alam yang seharusnya dilindungi oleh negara. KPHP Bangka Selatan sebagai lembaga yang bertugas mengawasi dan mengelola kawasan hutan produksi seharusnya bertindak lebih proaktif dalam mencegah dan menindak pelanggaran ini.
Aktivis lingkungan mendesak pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk segera turun tangan menangani perambahan hutan di kawasan Sungai Nyirih. “Jika dibiarkan, kerusakan ini akan sulit dipulihkan dan dampaknya akan sangat luas, baik bagi lingkungan maupun masyarakat,” tegas seorang pemerhati lingkungan setempat.
Hingga berita ini diturunkan, pihak KPHP Bangka Selatan belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan pembiaran terhadap perambahan hutan yang terjadi di kawasan Sungai Nyirih. Masyarakat dan aktivis berharap adanya tindakan nyata dalam waktu dekat untuk menghentikan perusakan lingkungan yang terus berlangsung dan memastikan para pelaku kejahatan lingkungan mendapat sanksi sesuai hukum yang berlaku. Tim