Pekalongan-TribunNews86.ID
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) Kabupaten Pekalongan sukses menggelar Diskusi Publik bertema “Kebijakan Pendidikan di Kabupaten Pekalongan”, Selasa, 10 Desember 2024. Acara ini merupakan rangkaian dari kegiatan Rapat Kerja Cabang (Rakercab) LP Ma’arif NU Kabupaten Pekalongan yang berlangsung di Aula Gedung PCNU Kabupaten Pekalongan, Jalan Karangdowo Nomor 9, Kedungwuni.
TribunNews86.Id
Pekalongan – Jawa Tengah.
Hadir sebagai narasumber dalam diskusi tersebut, Dr. H. Ahmad Farid, M.S.I., Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan; Didin Nasrudin, S.H., M.Si., Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan yang mewakili Kepala Dindikbud; serta Fakhruddin Karmani, M.S.I., Ketua LP Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah. Diskusi dipandu oleh Sekretaris LP Ma’arif NU Kabupaten Pekalongan, Ari Arfiyanto, S.Si., M.AP., dan dihadiri oleh pengurus LP Ma’arif NU Kabupaten Pekalongan, pengurus MWCNU se-Kabupaten Pekalongan, serta para kepala satuan pendidikan di bawah naungan LP Ma’arif NU.
Dalam pemaparannya, Dr. H. Ahmad Farid menegaskan pentingnya mencetak generasi bangsa yang cerdas dan berkarakter. “Indonesia hari ini membutuhkan generasi yang cerdas, tetapi juga memiliki moralitas yang bagus. Kecerdasan tanpa moralitas hanya akan melahirkan individu destruktif,” ujar Farid. Ia menekankan peran strategis LP Ma’arif NU dalam mencetak generasi salih dan salihah yang berdaya saing sekaligus berakhlakul karimah.
Lebih lanjut, Farid menjelaskan upaya Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas madrasah, termasuk melalui standarisasi pengelolaan. “Madrasah harus menerapkan manajemen yang baik, pendidik berkualitas, pembelajaran tepat berbasis keteladanan, serta kolaborasi aktif dengan komite madrasah. Keterbukaan dan transparansi juga penting dalam menciptakan pengelolaan yang sehat,” paparnya.
Sementara itu, Didin Nasrudin dari Dindikbud Kabupaten Pekalongan menyoroti fokus pemerintah dalam peningkatan layanan pendidikan di empat jenjang: PAUD, SD, SMP, dan pendidikan kesetaraan. “Kami terus berupaya memastikan pendidikan yang berkualitas dengan mengacu pada delapan standar nasional pendidikan,” ujar Didin.
Ia juga menyinggung kondisi sarana dan prasarana pendidikan di Kabupaten Pekalongan. “Saat ini, sekitar 20% sekolah negeri masih dalam kondisi rusak sedang dan berat. Fokus kami adalah perbaikan sekolah negeri terlebih dahulu, sementara madrasah dan sekolah swasta dapat mengakses dana melalui aspirasi pokir DPRD,” ungkapnya.
Di sisi lain, Fakhruddin Karmani dari LP Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah mengingatkan pentingnya penguatan akidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) sebagai core business LP Ma’arif NU. “Pesan Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah sangat jelas: kurikulum Aswaja tidak bisa ditawar. Setiap satuan pendidikan di bawah Ma’arif wajib menerapkannya,” tegas Karmani.
Selain itu, Karmani juga mengungkapkan sejumlah program unggulan LP Ma’arif, termasuk Edu Fair pada Februari 2025 yang akan mendatangkan 20 perguruan tinggi dari Tiongkok dengan peluang beasiswa penuh bagi lulusan MA/SMA/SMK Ma’arif. “Kita juga akan menyelenggarakan Job Fair dengan melibatkan 40 perusahaan, termasuk seleksi magang ke Jepang,” imbuhnya.
Diskusi publik ini berjalan dinamis dan konstruktif. Para peserta tampak antusias menyimak materi yang disampaikan narasumber, sekaligus memberikan masukan demi peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Pekalongan. Ketua LP Ma’arif NU Kabupaten Pekalongan, H. Daenuri, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu melahirkan kebijakan dan inovasi pendidikan yang bermanfaat. “Melalui diskusi publik ini, kita bersama-sama merumuskan solusi dan langkah nyata demi pendidikan yang lebih maju dan berkualitas,” ujarnya menutup kegiatan.
Acara berakhir dengan optimisme besar dari semua pihak yang hadir bahwa kolaborasi antara LP Ma’arif NU, pemerintah, dan seluruh pemangku kebijakan pendidikan akan semakin solid demi mewujudkan generasi yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing.
(HTS)