Banten, – tribunnews86.id
☆Jacob Ereste☆
Orang memang bisa tidak percaya Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bisa mendapat serangan 3 milyar hackers hanya dalam waktu 3 Minggu. Ini membuktikan bahwa banyak orang yang tidak suka dengan gerakannya, karena merasa terancam oleh apa yang tengah dia lakukan untuk menertibkan pemanfaatan uang negara yang didulang dari rakyat, harus efektif dan memberi bermanfaat untuk rakyat.
Menurut Purbaya Yudhi Sadewa sendiri dalam acara Ngobrol “Sore Semaunya” dalam sebuah siaran yang sudah beredar luas di media sosial, serangan para hackers itu terbilang 3 besar sepanjang sejarah “perang cyber yang kini tengah menjadi model dalam jurus politik untuk memusnahkan musuh yang paling mutakhir dalam upaya menghambat program kerja setiap orang yang mau memperbaiki tata kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri kita hari ini.
Gebrakan Purba Yudhi Sadewa menang tak hanya diserang balik oleh para hackers yang ramai mendapat orderan baru untuk menghalangi, mencegah atau bahkan hendak memusnahkan gerakan serupa yang hendak dilakujan oleh para koruptor, pengentit uang negara, termasuk mereka yang ada di sekitar jalur duit yang berseliweran dari instansi ke berbagai proyek hingga uang pemerintah yang ngendon di Bank dengan bunga rendah yang sangat potensial merugikan negara, tapi juga gebrakan Menkeu yang tegas menyatakan enggan untuk membayar hutang KCJB (Kereta Cepat Jakarta Bandung) yang menumpuk itu akibat kerja model rentenir yang cuma mau mendapat untung tanpa menghitung kerugian yang harus ditanggung dan menjadi beban hutang itu dengan serampangan dialihkan menjadi beban APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) saat kekuasaan negeri ini berada dalam genggaman kekuasaan Joko Widodo yang dioperatori oleh Luhut Binsar Panjaitan.
Karena itu wajar, bila Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia, Bestari Barus tampil memberi pembelaan bahwa Proyek Kereta Cepat Bukan Penyebab Kerugian Negara, katanya seperti dirilis Repelita News Media, dan juga unggahan Istigram pribadinya pada 20 Oktober 2025.
Pembelaan ditengah kepanikan sejumlah orang yang menangguk keuntungan dari proyek KCJB ini hendak meyakinkan seperti kebanyakan ulah para hackers dan buzzer yang kembali marak sejak sejumlah instansi dan lembaga tengah kebakaran jenggot akibat gebrakan Menkeu yang siap menerabas siapa saja yang nakal dan usil dengan aliran dana pemerintah untuk membangun negeri ini, seperti Bestari Barus pun ingin menegaskan bahwa proyek KCJB tidak seharusnya dinilai sebagai kerugian negara. Padahal, jelas sudah untuk membayar hutang KCJB hendak dibebankan pada APBN.
Jadi, pemahaman politik politisi yang terkilir serupa ini, persis dengan sikap para anggota DPR RI yang muring-muring terhadap gebrakan Menkeu untuk menggeledah semua BUMN yang sangat mungkin terkait dengan dana setoran yang bakal ikut tersendat atau bahkan terpangkas habis untuk mereka.
Sikap keteguhan Purbaya Yudhi Sadewa pun sudah teruji, seperti saat digeruduk oleh para Gubernur yang dia hadapi dengan enteng. Kendati dibalik gerudukan para Gubernur dari berbagai daerah itu, harus pulang membawa malu, karena dihadapi oleh Menkeu seorang diri, tanpa komentar apapun dari Kemendagri.
Karena itu, sikap tegas Menkeu akan segera menindak sejumlah pejabat penting yang berkecupak di bidang keuangan — Bea Cukai dan Pajak — sangat diharap dapat segera dia buktikan, bukan cuma omong kosong belaka. Dan sikap Purbaya Yudhi Sadewa yang disebut seorang pengamat tidak perduli dengan Kementerian lainnya — karena dia memang hanya patuh dan taat kepada Presiden — tampaknya sungguh benar dan sahih. Toh, Luhut Binsar Panjaitan pun dengan seabrek jabatannya itu, sempat dibuat kelimpungan oleh Menkeu, Purbaya Yudhi Sadewa yang tampaknya sedang memerankan tugas dan fungsi sebagai pembantu Presiden yang tidak dijalankan oleh pembantu presiden yang lain.
Jadi peran Purbaya Yudhi Sadewa sebagai pembantu Presiden Prabowo Subianto, sungguh telah membuat banyak pihak yang merasa akan ikut tercukur gundul. Termasuk sejumlah Menteri dari Kabinet Merah Putih yang terkesan songong meninggalkan Menkeu sendiri untuk memberi keterangan pers sesuai mengadakan pertemuan yang sepatutnya mereka dampingi. Beberapa Dldiantara Menteri yang terkesan songong itu adalah Zulkifli Hasan, Airlangga Hartarto dan Agus Harimurti Yudhoyono, saat didesak sejumlah wartawan untuk ikut memberi keterangan pers dari hasil pertemuan yang baru saja mereka lakukan bersama Menkeu. Namun seusai foto bersama Purbaya Yudhi Sadewa, semua Menteri itu dengan gayanta yang songong dan terkesan melecehkan itu, meninggalkan Purbaya Yudhi Sadewa sendiri memberikan keterangan pers. Artinya, ada kesan Menkeu hendak mereka kucilkan, karena Purbaya Yudhi Sadewa terkesan bagi mereka tidak seirama dengan gaya dan selera yang mereka inginkan.
Jadi, memang untuk berbuat baik dan yang terbaik untuk rakyat sungguh berat tantangan dan hambatannya. Termasuk dari kalangan kawan sendiri– sesama Menteri — apalagi dengan pada begundal yang hanya ingin merongrong negeri ini.
Banten, 20 Oktober 2025
- (Agus Salim)