FRIC, – tribunnews86.id
Kalemdiklat Polri, Komjen Pol. Prof Chryshnanda Dwilaksana menekankan pentingnya peran Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri sebagai pusat keunggulan (center of excellency) dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) Polri yang unggul, bermoral, dan berintegritas.
Hal tersebut disampaikan saat membuka Sidang Pleno Dewan Pendidikan dan Pelatihan (Wandiklat) Polri Tahun Anggaran 2025, yang disampaikan oleh Wakapolri Komjen Pol Prof. Dr. Dedi Prasetyo, Irwasum Polri Komjen Pol Drs. Wahyu Widada, para pejabat utama Mabes Polri, Wakapolda serta jajaran kepala satuan pendidikan Polri di seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya, Jenderal Bintang Tiga menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya sidang plena yang mengusung tema “Membangun Keutamaan Pendidikan yang Berbasis Moral dan Literasi untuk Mewujudkan Polisi sebagai Penjaga Kehidupan, Pembangun Peradaban, dan Pejuang Kemanusiaan.”
“Kita semua memiliki tanggung jawab besar dalam membangun SDM Polri guna mencapai keutamaan dalam pemolisian yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan, keteraturan sosial, dan peradaban,” terang Komjen Pol. Prof.Chryshnanda Dwilaksana.
Kalemdiklat Polri menegaskan bahwa pendidikan kepolisian harus adaptif terhadap perkembangan zaman, dengan terus mengkaji dan mengembangkan kurikulum, metode, serta pola pelatihan yang relevan. Hal itu sejalan dengan empat arah transformasi Polri, yakni transformasi organisasi, operasional, pelayanan publik, dan pengawasan.
“Jantung dari transformasi Polri adalah SDM. SDM Polri harus unggul, memiliki kompetensi teknis, kepemimpinan, dan etika, serta mau melakukan perubahan kultur ke arah yang lebih baik,” tuturnya
CKomjen Pol. Prof. Chryshnanda Dwilaksana menekankan bahwa Lemdiklat Polri harus menjadi lembaga pendidikan yang berbasis moral dan literasi, dengan tujuan mencetak peserta didik yang mahir, patuh hukum, berintegritas, dan berkepribadian terpuji.
Ia menolak keras praktik-praktik kesalahan yang masih ditemukan dalam pendidikan, seperti kekerasan, arogansi, dan budaya transaksional.
“Lemdiklat Polri harus terus beradaptasi dan berinovasi dengan menyusun kurikulum yang up to date, menyiapkan tenaga pendidik dan pengasuh yang kompeten serta bijaksana, dan menolak segala bentuk budaya kekerasan dalam pendidikan,” ujar mantan Kasespim Lemdiklat Polri.
Di akhir Perayaannya, Kalemdiklat Polri berharap hasil sidang pleno Wandiklat 2025 dapat menghasilkan keputusan strategi untuk penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan tahun 2026 yang lebih baik, sekaligus menjadikan Lemdiklat Polri sebagai ikon kebhinekaan, toleransi, anti-narkoba, dan anti-korupsi di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0.
(Agus Salim)