Mengingat Lupa : Sekitar 436 Ribu Personel Polri, Mari Kita Lihat Sisi Baik Polri , Jangan Menghujat Oleh Segelintir Oknum Yang Merusak Citra Polri ?   

Mengingat Lupa : Sekitar 436 Ribu Personel Polri, Mari Kita Lihat Sisi Baik Polri , Jangan Menghujat Oleh Segelintir Oknum Yang Merusak Citra Polri ?  

Spread the love

 

Jakarta, -FRIC. – tribunnews86.id

Ketum Fast Respon Indonesia Center H.Dian Surahman sekedar mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa di Negara kita terdapat kurang lebih 450 personel Polri

1. Polisi Republik Indonesia jumlah Polisi terbanyak di ASEAN 436.432 personel

2. Thailand 230 ribu personel

3. Filipina 221.419

4. Malaysia 134 .978

5. Myanmar 93 ribu personel

6. Kamboja 62.616

7. Singapura 15 ribu personel

8. Brunei 4.400

9. Timor Leste 4.165

10. Laos 2.900 personel

Peran Polisi di negara kita sangatlah penting sesuai motto ” Polri Untuk Masyarakat” sekitar 450 Polisi yang bertugas memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyakarat harus dihujat oleh perilaku beberapa oknum yang diperkirakan 00,1% yang bermasalah.

Sementara prajurit TNI sebanyak 694,7 ribu personel aktif, berdasarkan data dari Lowy Institute Asia Power Index 2024.

“Jika Polri dihujat terus , begini umpama Kapolri perintahkan Polisi mogok selama satu minggu apa yang akan terjadi bagi negeri kita ini

Perampokan , penjarahan , begal , Genk motor , pencurian , pembunuhan , mengatur lalu lintas , patroli Kamtibmas , banyak lagi yang lain Polri hadir untuk masyakarat

Contoh saat ini Polri dalam mendukung Astacita Presiden , Polri turun mendukung Makan Bergizi Gratis , Mendukung Swasembada pangan dengan bertanam jagung ,menjual beras , banyak lainnya lagi semua untuk masyarakat, mari kita lihat sisi baik dari Polri , dan selayaknya kita berterima kasih kita bisa menikmati situasi aman dan damai

Salam pandangan FRIC seharusnya lah kita bersama-sama mendung Pemerintah , Polri dan TNI guna terwujudnya situasi Kamtibmas dan program Menuju Indonesia Maju Indonesia Emas Terlaksana dengan sukses

Jangan mudah terprovokasi , saat ini musuh terberat adalah media sosial yang menyebar kan hoak , dan penggiringan opini guna memecah belah persatuan dan kesatuan

Maka diminta masyakarat bijak dalam menyikapi semua media sosial , tela’ah dahulu , pastikan sumbernya terpercaya , jangan murah terpengaruh

Begitu juga bagi rekan Jurnalis untuk melaksanakan tugas jurnalistik sesuai data dan fakta, jika hal bisa membahayakan dan memecah belah persatuan untuk dikaji dahulu sebelum tayang dan bukan berdasarkan pesanan , semoga semau bisa bertugas sebagai jurnalis sesuai UU Pers Nomor 40 tahun 1999 ” ungkap H.Dian Surahman

(Humas FRIC)

(Agus Salim)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *