Jakarta, Pecenongan, – tribunnews86.id
Perlawanan bangsa India demi rakyat, dilakukan Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman yang memaklumkan pemangkasan pajak atas terhadap ratusan barang konsumsi , mulai dari hingga mobil kecil yang murah untuk rakyat. Cerita dari kisah ini dipilih untuk mendorong permintaan domestik di tengah tekanan ekonomi akibat tarif tinggi dari ambisi Amerika Serikat yang memang orientasinya kapitalistik, bukan sosialisme dan abai pada kemanusiaan.
Panel Goods and Services Tax (GST) menurut Nirmala Sitharaman telah menyetujui penyederhanaan struktur pajak dari empat lapisan tarif menjadi cuma dua lapis saja, yakni 5 persen dan 18 persen.
Kebijakan baru tentang pajak ini meliputi sejumlah barang kebutuhan sehari-hari hanya dikenakan pajak 5 persen saja, turun dari sebelumnya sebesar 18 persen. Sedangkan untuk produk elektronik dan otomotif seperti mobil kecil untuk warga masyarakat ekonomi yang rendah diturunkan dari 28 persen menjadi 18 persen. Inilah bukti nyata kebijakan dari pemerintah yang berpihak dan melindungi rakyat kecil.
Bahkan, pemerintah
india juga menghapus pajak GST untuk seluruh polis asuransi kesehatan, sehingga dapat diharap meringankan beban ekonomi yang harus dipikul oleh warga masyarakat yang sedang dirundung beban ekonomi yang semakin berat.
Dari informasi yang dapat dihimpun Atlantika Institut Nusantara, India memang rela kehilangan dari hasil pajak yang diperoleh sebelumnya minimal 6 miliar dollar. Karena yang penting harga barang bisa semakin murah dan rakyatnya bisa merasakan keringanan untuk mencukupi biaya hidup agar tidak semakin berat.
Langkah berani dan terpuji pemerintah India membuktikan pemerintah India sungguh berpihak kepada rakyat. Karena berani memangkas nilai pajak konsumsi pada ratusan jenis barang yang menjadi keperluan mendesak rakyat banyak.
Sedangkan untuk barang yang dianggap mewah, pemerintah India mengenakan tarif khusus sebesar 40 persen. Reformasi tarif pajak di India ini efektif mulai berlaku pada 22 September 2025. Sedangkan untuk pasar saham di India langsung meregang kuat setelah pengumuman dipermaklumkan. Diperkirakan dari kebijakan ini dapat memacu konsumsi rumah tangga yang menyumbang sebesar 60 persen untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Pemerintah India. Kecuali itu, pemotongan GST diyakini akan mendorong permintaan dan membantu pedagang meningkatkan penjualannya serta sangat potensial untuk menekan tingkat inflasi yang sedang mengancam.
Kebijakan yang identik dengan perlawanan terhadap ambisi Amerika Serikat yang tetap ingin berada di atas angin ini — terhadap dampak tarif 50 persen itu — yang harus dihadapi negara India.
Keputusan bijak pemerintah India ini merupakan realisasi dari janji Perdana Menteri India, Narendra Modi tentang “Bonanza Pajak” untuk rakyat. Karena kebijakan ini untuk memberi manfaat bagi petani, warga masyarakat kelas menengah ke bawah, perempuan, pemuda hingga para pelaku usaha kecil.
Pengamatan dari para ekonom meyakini nilai batu bara lokal India semakin kompetitif, sedangkan permintaan impor seperti dari Indonesia akan mendapat nilai positifnya yang cukup signifikan.☆Jacob Ereste☆
Pecenongan, 8 September 2025
(Agus Salim)