GOME, PUNCAK – tribunnews86.id
Di bawah langit Papua yang biru membentang, di antara pegunungan yang menjulang bak raksasa yang diam, sebuah harmoni tercipta di pelataran Gereja Kimi Gome. Bukan hanya lantunan pujian yang mengudara, tetapi juga deru semangat dan tawa renyah para prajurit Satgas Yonif 700/WYC dari Pos Gome dan warga Kampung Yenggernok yang sedang bergotong royong. (5 September 2025).
Kegiatan karya bakti membersihkan lingkungan sekitar gereja ini adalah wujud nyata dari Pembinaan Teritorial (Binter) terbatas yang menyentuh hati. Dipimpin oleh Sertu Hari Nugraha, para prajurit dengan semangat baja tak kenal lelah mencangkul, menyapu, dan membersihkan semak belukar. Mereka bahu-membahu dengan Bapak Pendeta dan warga, mengubah pelataran rumah ibadah itu menjadi tempat yang lebih asri dan syahdu. Setiap dongkolan tanah yang dibalik, setiap rumput liar yang dicabik, adalah bait-bait puisi tentang pengabdian tanpa pamrih.
Lettu Inf Na’im Aryo, Danpos Gome, yang memantau langsung kegiatan tersebut, menyampaikan kebanggaan dan makna mendalam di balik aksi tersebut. “Gereja adalah salah satu pusat kehidupan dan semangat masyarakat di sini. Membersihkan dan merapikannya bukan hanya soal keindahan fisik, tetapi adalah bentuk penghormatan kami pada iman dan keyakinan warga. Ini adalah cara kami merajut tali persaudaraan yang lebih kuat, di mana TNI hadir tidak hanya sebagai pelindung, tetapi juga sebagai bagian dari keluarga yang peduli,” ujarnya dengan penuh ketulusan.
Sementara itu, Bapak Pendeta dan jemaat yang terlibat tak henti mengucapkan terima kasih. “Kehadiran bapak-bapak TNI ini seperti berkat bagi kami. Mereka tidak hanya jaga keamanan, tetapi juga turun tangan langsung bantu kami. Ini sungguh memberkati dan mempererat hubungan kami,” ujar salah satu warga.
Karya bakti ini lebih dari sekadar membersihkan sampah; ia adalah simbol pembersihan hati, penjernihan hubungan, dan penegasan bahwa dalam setiap kesucian, ada ruang untuk kebersamaan yang tulus antara tentara dan rakyat. Satgas Yonif 700/WYC kembali menorehkan catatan emas bukan dengan senjata, tetapi dengan sapu dan cangkul, membangun negeri dari hal paling hakiki: kepedulian.
Autentikasi: Pen Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 700 Wira Yudha Cakti
(Agus Salim)