Merawat Bhinneka, Menjaga Indonesia: Pesan Kebangsaan dari Sarasehan 100 Tahun Ahmadiyah   

Merawat Bhinneka, Menjaga Indonesia: Pesan Kebangsaan dari Sarasehan 100 Tahun Ahmadiyah  

Spread the love

 

Bogor – tribunnews86.id

Dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia, Jemaat Ahmadiyah Indonesia menggelar Sarasehan Wawasan Kebangsaan 2025 di Gedung Baitul Afiat, Kampus Mubarak, Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (24/8/2025). Acara ini sekaligus menandai 100 tahun kiprah Ahmadiyah di Indonesia dengan mengusung tema “Merawat Kebangsaan, Menguatkan Persatuan, Membangun Masa Depan Indonesia.”

Kegiatan ini menghadirkan tokoh lintas akademisi dan organisasi yang menekankan pentingnya merawat semangat persatuan di tengah keberagaman bangsa.

Keynote speech disampaikan oleh Mirajudin Sahid, Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia, yang menegaskan komitmen Ahmadiyah untuk terus berkontribusi positif bagi bangsa. “Ahmadiyah lahir, tumbuh, dan berkhidmat di Indonesia. Kami percaya, keberagaman adalah kekuatan, bukan kelemahan. Persatuan harus kita jaga untuk masa depan yang lebih baik,” ungkapnya.

Dalam sesi diskusi, Dr. Phil. Syafiq Hasyim, Wakil Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), menyoroti pentingnya semangat kebhinekaan dalam memperkuat bangsa. “Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya semboyan, melainkan fondasi persatuan yang membuat Indonesia kokoh di tengah perbedaan,” tuturnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Mochammad Sodik, S.Sos., M.Si., Wakil Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, menekankan peran rakyat dalam menjaga demokrasi. “Kedaulatan bangsa bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab warga negara untuk aktif dalam proses demokrasi dan menjunjung tinggi konstitusi,” tegasnya.

Dari perspektif pemberdayaan perempuan, Prof. Dr. Siti Aisyah, M.Pd., Ketua Perempuan Muslim Ahmadiyah Indonesia, menambahkan bahwa kontribusi nyata perempuan sangat penting dalam membangun bangsa. “Perempuan adalah tiang peradaban. Dengan memberdayakan perempuan, kita sejatinya sedang menguatkan sendi-sendi bangsa menuju kesejahteraan bersama,” katanya.

Acara yang dimoderatori oleh Dodi Kurniawan, S.Pd. ini berlangsung interaktif dengan sesi tanya jawab bersama peserta. Suasana sarasehan terasa penuh semangat kebangsaan, sekaligus menjadi momentum refleksi perjalanan panjang Ahmadiyah di Indonesia yang genap satu abad.

Dengan pesan universal “Love for All, Hatred for None”, sarasehan ini diharapkan menjadi ruang dialog kebangsaan yang memperkuat komitmen bersama dalam menjaga persatuan dan perdamaian di Indonesia.

(Agus Salim)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *