Pekalongan – TribunNews86.id
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Pekalongan memastikan bahwa kenaikan harga sejumlah komoditas sayur di pasar tradisional, termasuk Pasar Kajen, terjadi karena kendala distribusi imbas aksi mogok sopir truk yang terjadi di berbagai daerah, khususnya di Jawa Tengah.
“Kemarin kami sudah berkoordinasi dengan pihak provinsi. Memang benar, saat ini ada kendala pada distribusi, terutama karena masih ada aksi mogok dari para sopir angkutan,” ujar Heri Purnomo, Analis Perdagangan Ahli Muda Disperindag Kabupaten Pekalongan, saat diwawancarai pada Sabtu (21/6/2025).
Menurutnya, hingga hari Sabtu pagi, jalur distribusi dari luar daerah belum berjalan normal.
“Kemarin para pedagang masih mengandalkan stok lama. Tapi kalau melihat situasi hari ini, pasokan dari luar belum masuk sepenuhnya. Kita tunggu, insyaallah Senin atau besok distribusi sudah mulai lancar dan harga bisa kembali stabil,” terangnya.
Heri menjelaskan bahwa sebagian besar pasokan sayur mayur di Kabupaten Pekalongan berasal dari luar daerah.
“Kami terus berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi, karena sebagian besar sayur yang masuk, terutama cabai merah besar, itu dari Jawa Timur. Sedangkan cabai rawit banyak yang berasal dari Temanggung,” ungkapnya.
Ia juga menyebut bahwa sebelum aksi mogok sopir berlangsung, harga sempat berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Sebelum demo itu, harga cukup bagus, di bawah HET. Harga cabai merah itu sempat turun mendekati Rp25.000 per kilogram,” katanya.
Kenaikan harga yang terjadi saat ini, ditegaskan Heri, murni karena kendala di distribusi. Ia pun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang.
“Moga-moga ini segera normal lagi. Jadi tidak perlu panik,” pungkasnya.
(Fhr/Hts) )