Diduga Lakukan Pembiaran Terhadap Pasien, Pihak Keluarga Bersama Relawan dan Wartawan Datangi RSUD Tidar Kota Magelang

Diduga Lakukan Pembiaran Terhadap Pasien, Pihak Keluarga Bersama Relawan dan Wartawan Datangi RSUD Tidar Kota Magelang

Spread the love

MAGELANG -TribunNews86.ID

Beberapa Wartawan yang tergabung dalam Perkumpulan Wartawan Kompak Magelang Raya dan anggota Relawan Sehat Indonesia (RESI) mendampingi perwakilan keluarga Kusmanto saat mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tidar Kota Magelang pada, Rabu (2/10/2024) guna mempertanyakan atau konfirmasi terkait meninggalnya Ketua Relawan Sehat Indonesia Wilayah Jawa Tengah pada Rabu tanggal 18 September 2024 yang lalu.

 

Pihak perwakilan keluarga yaitu Nana Sarna menyampaikan bahwa Permohonan dan permintaanya tidak banyak. Dirinya hanya ingin bertemu dengan Dokter dan Perawat yang bertugas pada saat itu dan ingin mendengar langsung informasi terkait upaya dan langkah apa yang sudah dilakukan oleh Dokter selama pasien atasnama Kusmanto dirawat di IGD RSUD Tidar Kota Magelang.

 

“Agar pihak keluarga bisa tau kejelasannya dan kawan kawan kami tidak beropini secara liar dalam melihat hal ini,” jelas Nana.

 

Sementara juru bicara perwakilan keluarga yang juga merupakan anggota Wartawan Kompak Magelang Raya Catur Sandi P. menyampaikan bahwa dirinya mewakili keluarga sengaja datang ke RSUD Tidar dengan didampingi beberapa Wartawan lainya serta Relawan RESI.

 

“Kami datang untuk mengkonfirmasi terkait meninggalnya senior kita Bapak Kusmanto yang pernah ditangani pihak RSUD Tidar. Karena menurut Team Relawan Sehat Indonesia, bahwa meninggalnya bapak Kusmanto diduga ada unsur pembiaran,” ucap Catur.

 

Menurutnya, Kenapa patut diduga. Karena dari awal masuk IGD sampai tiga kali itu hanya di katakan pertigo dan lambung tanpa diagnosa medis, bahkan tindakan scan di lakukan setelah pasien masuk IGD yang ketiga kalinya, imbuhnya.

 

Lebih lanjut Catur mengatakan, Sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas dari rekan-rekan Allhamdulilah saya bisa diterima oleh Humas RSUD Tidar Kota Magelang, kami meminta keterangan terkait standar pelayanan dan penanganan pihak perawat dan Dokter yang bertugas di rumah sakit RSUD Tidar Kota Magelang.

 

“Hal ini sudah kita sampaikan ke Direktur dan sudah hampir satu bulan ini belum juga diberi ruang untuk diskusi secara langsung kepada pihak RSUD Tidar dan terkesan berbelit- belit,” tandasnya.

 

Pertemuan yang bertempat di ruang PPID lantai 6 gedung RSUD Tidar Kota Magelang ini pihak RSUD Tidar di wakili oleh bidang Humas RSUD Prayitno.

 

“Namun pihak Humas hanya bisa menyampaikan informasi standar dan terkesan mengambang,” katanya.

 

Menurutnya, Informasi tersebut belum cukup mewakili dan tidak sesuai dengan agenda rekan-rekan wartawan. Harapannya adalah bagaimana langkah dan upaya yang sudah dilakukan oleh dokter dan perawat yang bertugas pada saat itu yang mana ketua relawan sehat Indonesia harus menghembuskan napas terakhirnya di RSUD Kota Magelang ini.

 

“Saya sangat miris dan prihatin atas kejadian ini,” tutur Catur.

 

Dihadapan Humas RSUD Tidar, Catur juga menyampaikan jangan paksa pihaknya untuk menggunakan akses pintu lain dalam mengambil sudut pandang jika pintu utama tempat yang semestinya untuk masuk dipersempit seolah ada sesuatu yang sedang di tutupi oleh pihak rumah sakit, kita tetap mengedepankan unsur praduga tak bersalah dalam hal ini, tegasnya

 

Karena dirasa belum ada titik klimaks dalam pertemuan hari ini Rabu 02 Oktober 2024, maka pihak RSUD Tidar Kota Magelang yang di wakilkan humas berjanji akan segera dan secepatnya mempertimbangkan juga menyiapkan ruang dan waktu guna mengakomodir apa yang diharapkan oleh pihak keluarga dan rekan-rekan wartawan.

 

“Karena kita pahami bersama, bahwa hal ini penting untuk bisa dipahami tidak hanya saja untuk rekan rekan wartawan namun juga secara umum masyarakat yang berobat di RSUD tidar Kota Magelang,” tutup Catur Sandi P.

 

Sementara menurut Dedi salah satu anggota RESI, Pasien atas nama Kusmanto tersebut sudah keluar-masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) lebih dari 3 (tiga) kali dalam kurun waktu yang berdekatan, bahkan sempat dilakukan rawat inap juga namun tidak ada data medis terkait diagnosa dan penjelasan apa alasan pasien Kusmanto bisa sampai meninggal.

 

“Langkah apa yang sudah dilakukan oleh Dokter di hari-hari terakhirnya. Saya tidak melihat itu ada penanganan serius bahkan terkesan ada pembiaran,” ungkap Dedi yang mendampingi almarhum Kusmanto selama di rawat di RSU Tidar. (Yyk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *