Melangkah Lebih Jauh Inovasi Mahasiswa KKN Untidar Magelang 2024, Dalam Mengubah Sampah Dapur Menjadi Ecoenzyme Untuk Lingkungan Bersih di Kelurahan Potrobangsan

Melangkah Lebih Jauh Inovasi Mahasiswa KKN Untidar Magelang 2024, Dalam Mengubah Sampah Dapur Menjadi Ecoenzyme Untuk Lingkungan Bersih di Kelurahan Potrobangsan

Spread the love

Magelang-TribunNews86.ID

Dalam rangka menjaga lingkungan yang bersih dan sehat, perlu adaya upaya – upaya yang harus dilakukan secara terus menerus, salah satu yang diupayakan adalah dengan melakukan Sosialisasi dan praktek langsung Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang memanfaatkan sampah dapur sebagai bahan baku ecoenzyme, produk ramah lingkungan yang berguna dalam kehidupan sehari – hari, yang dilaksanakan Mahasiswa KKN 2024 Untidar Magelang bersama Kelurahan Potrobangsan Kota Magelang selasa 6 Agustus 2024 di Aula Kelurahan Potrobangsan dari Jam 08.00.Wib Sampai dengan Jam 12.00.Wib, hadir dalam kesempatan tersebut, Nara Sumber dari Dosen Untidar Magelang, Ir.Murti Astiningrum, M.P., Ir.Historiawati, M.P, Lurah Potrobangsan bersama Staf, Warga perwakilan dari 7 ( Tujuh ) Rw Kelurahan Potrobangsan, dan sejumlah Mahasiswa KKN Untidar Magelang 2024.

 

 

Ir. Historiawati, M.P., dosen Fakultas Pertanian Universitas Tidar Magelang selaku nara sumber sosialisasi tersebut, dalam paparanya menyampaikan “bahwa produk ecoenzyme adalah produk cair yang berwarna coklat tua yang baunya seperti bau buah atau cuka yang sangat menyengat. Eco enzyme merupakan hasil fermentasi selama 3 ( Tiga ) bulan dari Gula, kulit buah/ sayur, dan air. Ecoenzyme memiliki banyak manfaat diberbagai bidang seperti bidang medis, pertanian, untuk kebutuhan sehari-hari, dan untuk alam,” ucapnya.

 

Sedangkan Ir.Murti Astiningrum, M.P., dalam paparan sosialisasi tersebut, cenderung mempraktekkan cara pembuatan ecoenzyme. Langkah awal pembuatan ecoenzyme yaitu dengan menyiapkan wadah dengan permukaan yang lebar, bersihkan wadah tersebut dari sisa sabun atau bahan kimia. Siapkan bahan-bahan yang diperlukan meliputi air, limbah dapur, dan molase dengan perbandingan ukuran 10 : 3 : 1. Sampah dapur bisa berasal dari kulit buah dan sisa sayuran, lalu aduk rata. Setelah itu, tutup rapat dan beri label tanggal pembuatan dan tanggal panen. Setelah 7 ( Tujuh ) hari buka penutup dan aduk hingga rata kemudian tutup kembali. dan Lakukan langkah tersebut setiap 1 ( Satu ) Minggu sekali selama 1 ( Satu ) bulan. Setelah 1 ( Satu ) bulan, buka tutup wadah untuk membuang gas dan diaduk aduk kemudian tutup hingga rapat hingga waktu 2 ( Dua ) bulan tanpa dibuka dan diaduk,” tuturnya.

 

Murti juga menambahkan bahwa Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah mengenai kriteria khusus dalam memilih bahan untuk ecoenzyme, yang menjadi kunci utama adalah memilih bahan yang tidak busuk, karena bahan busuk dapat mengandung bakteri yang merugikan.

 

Kurnia salah satu Mahasiswa KKN 2024 Untidar Magelang menyampaikan, bahwa Partisipasi masyarakat perwakilan dari 7 (Tujuh ) RW ( Rukun Warga ) di Kelurahan Potrobangsan Kota Magelang juga sangat diapresiasi, karena mereka memiliki peran penting dalam implementasi praktik eco-friendly di lingkungan sekitar dan

dengan adanya kegiatan sosialisasi ini, diharapkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah dapur untuk dijadikan ecoenzyme dapat meningkat, sehingga tercipta lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan,” ucapnya.

 

Dalam Sosialisasi juga disediakan bahan pembuatan ecoenzyme untuk di praktekkan oleh warga dari setiap RW ( Rukun Warga ) yang hadir. Seluruh peserta terlihat sangat antusias atas ilmu yang baru didapatkanya. bahkan semua dari RW ( Rukun Warga ) meminta hasil dari praktek mereka disaat itu juga dan selama kegiatan berlangsung berjalan dengan aman dan lancar.

(Yayuk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *